Mengenal Bentuk Konflik dan Pergolakan di Indonesia Selama 1948-1965

Tahukah kamu bahwa dalam sejarah politik di Indonesia, terdapat beragam konflik serta pergolakan yang pernah terjadi. Nah, kali ini kamu akan membaca sebuah sejarah mengenai pergolakan besar yang pernah berlangsung di dalam negeri akibat ketegangan politik selama rentang tahun 1948-1965.

Mulai dari tahun 1948 yang ditandai dengan pecahnya pemberontakan besar pertama setelah Indonesia merdeka, yaitu pemberontakan PKI di Madiun. Serta, pada tahun 1965 menjadi tahun dimana berlangsung peristiwa G30S/ PKI yang berusaha merebut kekuasaan dan mengganti ideologi Pancasila.

Lantas, mengapa hal ini penting untuk kita kaji? Ya,  tak lain agar kita dapat menarik hikmah serta tragedi demikian tidak terulang kembali pada masa kini. Itulah poin penting kita belajar sejarah.

Nah, sejarah pergolakan dan konflik yang terjadi di Indonesia selama masa tahun 1948-1965 akan dibagi ke dalam tiga bentuk pergolakan :

Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi.

Apa saja sih contoh peristiwa konflik dan pergolakan yang pernah terjadi di Indonesia serta berkaitan dengan ideologi? PKI Madiun, pemberontakan DI/TII dan peristiwa G30S/PKI merupakan beberapa contoh konflik serta pergolakan yang pernah terjadi dan berkaitan dengan ideologi.

BACA JUGA :   Pemberontakan PKI Madiun: Latar Belakang, Tokoh, & Tujuan

Perlu kalian ketahui bahwa menurut Herbert Feith, seorang akademisi Australia, aliran politik besar yang terdapat di Indonesia pada masa setelah kemerdekaan (terutama dapat dilihat sejak Pemilu 1955) terbagi dalam lima kelompok : nasionalisme radikal (diwakili antara lain oleh PNI), Islam (NU dan Masyumi), komunis (PKI), sosialisme demokrat (Partai Sosialis Indonesia/ PSI), dan tradisionalis Jawa (Partai Indonesia Raya/PIR, kelompok teosofis/ kebatinan, dan birokrat pemerintah/pamongpraja).

Pada masa tersebut kelompok-kelompok tersebut nyatanya memang saling bersaing dengan mengusung ideologi masing-masing.

Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkait dengan kepentingan (vested interest)

Salah satu contoh konflik dan kepentingan yang pernah terjadi di Indonesia serta berkaitan dengan kepentingan adalah pemberontakan APRA, RMS dan Andi Aziz.Vested Interest adalah kepentingan yang tertanam dengan kuat pada suatu kelompok.

BACA JUGA :   Mengenal Corak Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara

Kelompok tersebut biasanya berupaya untuk mengontrol suatu sistem sosial atau kegiatan untuk keuntungan sendiri. Baik APRA, RMS dan peristiwa Andi Aziz, semuanya berhubungan dengan keberadaan pasukan KNIL atau Tentara Kerajaan (di) Hindia Belanda, yang tidak mau menerima kedatangan tentara Indonesia di wilayah-wilayah yang sebelumnya mereka kuasai.

Peristiwa konflik dan pergolakan yang berkait dengan sistem pemerintahan

Nah, salah satu contoh konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan sistem pemerintahan juga pernah terjadi di Indonesia, lho. Peristiwa ini terjadi ketika Indonesia tengah mengalami persoalan negara federal dan BFO (Bijeenkomst Federal Overleg), serta pemberontakan PRRI dan Permesta.

Masalah yang berhubungan dengan negara federal mulai timbul ketika berdasarkan perjanjian Linggajati, Indonesia disepakati akan berbentuk negara serikat/federal dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS).

BACA JUGA :   Mengupas Makna Gold, Glory, & Gospel, Semboyan Para Penjelajah Eropa

RI pun menjadi bagian dari RIS. Negara-negara federal lainnya pun misalnya adalah negara Pasundan, negara Madura atau Negara Indonesia Timur.

BFO dalam hal ini dikenal sebagai badan musyawarah negara-negara federal di luar RI, yang dibentuk oleh Belanda. Awalnya, BFO berada di bawah kendali Belanda. Namun lambat laun badan ini pun makin bertindak netral, serta tidak lagi melulu memihak Belanda.

Pro-kontra tentang negara-negara federal inilah yang kerap juga menimbulkan pertentangan. Sedangkan pemberontakan PRRI dan Permesta merupakan pemberontakan yang terjadi akibat adanya ketidakpuasan yang terjadi di beberapa daerah Indonesia pada kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan pusat.