Resume Buku Change Your Day, Not Your Life – Andy Core

Resume kali ini kita akan membahas tentang buku Change Your Day, Not Your Life karya Andy Core. Sebuah buku dengan tebal 221 halaman. Baik langsung saja berikut resume buku kita kali ini :

Banyaknya jumlah pekerjaan yang Anda lakukan tiap hari dapat memberikan Anda kelelahan, tekanan dan melemahnya ikatan terhadap pekerjaan dan kehidupan Anda. Masalah dan paradoksnya adalah sebagai berikut: orang dewasa pekerja keras yang berusaha untuk berkembang sering berakhir pada kebuntuan terhadap rutinitas yang melunturkan kemampuan mereka untuk sukses.

Gejalanya biasanya meliputi: tidak berenergi, mudah teralihkan dan tidak terkoneksi, terlalu sibuk untuk menjadi produktif, terlalu khawatir dan cemas untuk bisa berkonsentrasi penuh.

Apa yang membuat sebagian orang bisa tetap maju dan berhasil dalam lingkungan dengan tuntutan yang begitu tinggi, di mana sebagian lagi gagal atau bergelut dengan begitu sulit? Jawabannya sangatlah sederhana. Orang yang berhasil memiliki pendekatan mental yang lebih baik terhadap pekerjaannya, terutama dalam keadaan penuh tekanan. Mereka pun lebih baik dalam mempertahankan dan menjaga energi mereka. Selain itu, mereka juga lebih jelas dalam memahami alasan mengapa mereka bekerja begitu keras. Dan terakhir, mereka lebih baik dalam merancang aliran kesibukan dalam hari-hari mereka.

Kenyataannya adalah hari-hari Anda merupakan sebuah rangkaian tanda yang memancing bagaimana perasaan Anda, bagaimana Anda bertindak, dan berpikir jauh lebih banyak dari yang pernah Anda sadari. Sejak Anda terjaga, komputer bertenaga super yang terletak di antara kedua telinga Anda mulai untuk mengolah berbagai macam informasi dalam jumlah yang besar melalui seluruh indera Anda. Sinyal-sinyal ini menghasilkan rangkaian pikiran, perasaan atau tindakan yang terbentuk dengan harmonis.

Momentum yang terbentuk oleh sinyal-sinyal ini tidak hanya hadir dalam satu situasi saja, namun juga pada sepanjang hari. Tiap jam yang terlewati akan memberikan sinyal tambahan, membentuk “kesimpulan” mengenai situasi Anda dalam satu hari—apakah ini merupakan hari yang buruk atau hari yang baik, apakah Anda merasa positif atau negatif, Anda menjadi produktif atau tidak produktif, Anda semangat atau Anda tidak semangat, dan sebagainya.

Seiring dengan berjalannya waktu, sinyal-sinyal yang secara rutin tercipta di dalam pikiran Anda dapat membentuk perasaan menguasai atau yang biasa disebut dengan cara pandang terhadap dunia. Selain itu, sinyal-sinyal ini dapat memproduksi sikap yang umum—pesimisme, optimisme, fatalisme, atau yang serupa dengan hal-hal ini.

Apa yang Anda bayangkan—atau rangkaian pikiran yang bermain di dalam pikiran Anda—merupakan sinyal-sinyal yang memacu diri Anda. Anda akan mulai untuk mencari, memvalidasi, dan memperkuat sinyal-sinyal yang sedang bergumul di pikiran Anda, bahkan jika sebenarnya sinyal-sinyal tersebut sedang tidak Anda jumpai. Sinyal dan pemicu ini saling mengisi dan membentuk satu sama lain dan menjadi pola dasar dari berpikir dan merasakan.

THRIVER, STRIVER, DAN STRUGGLER

Pemecahan masalah harus dimulai dengan mengikuti uang. Melabeli Jika sinyal-sinyal yang Anda alami tidak terlalu bermanfaat bagi Anda—jika Anda tidak menyukai cara Anda berpikir, merasa, atau bertindak—maka buatlah keputusan yang dimaksudkan untuk memfokuskan kembali perhatian Anda dan untuk mulai menyerap sinyal-sinyal yang Anda yakini bisa memberikan motivasi, energi, produktivitas, optimisme, kreativitas yang lebih besar, serta lebih sering menghargai hubungan dengan orang lain.

Orang-orang yang tetap maju dan berhasil di dalam dunia yang penuh dengan tuntutan :

  • Lebih memperhatikan apa yang mereka lihat
  • Memilih untuk benar-benar memperhatikan dunia mereka, dan menyadari apa yang telah diserap oleh alam dan pikiran sadar serta bawah sadar mereka
  • Menyusun hidup mereka sehari-hari, sehingga sinyal-sinyal yang timbul akan secara konstan lebih banyak dan lebih baik, dan juga memberikan mereka energi yang lebih positif.

Momentum perilaku (behavioral momentum) adalah teori yang cukup dikenal dalam bidang motivasi, dan merupakan makna kunci dari meningkatkan “penyelesaian” atau “tetap pada apa yang direncanakan” dalam penyusunan tujuan. Teori ini menawarkan bahwa jika Anda menginginkan seseorang untuk melakukan sebuah kegiatan yang cukup sulit, yang mana mungkin sebenarnya orang tersebut tidak ingin melakukannya, maka mintalah orang tersebut untuk melakukan satu atau dua kegiatan yang cukup mudah sebelum kemudian Anda memintanya untuk melakukan aktifitas yang lebih sulit.

Orang yang mulai melihat kemajuan yang nyata terhadap tujuan baru yang mereka tentukan untuk diri mereka sendiri, mulai merasakan dampak dari momentum. Mereka mulai berpikir “hal ini membuat saya merasa lebih baik! Saya bisa melakukannya! Kenapa saya tidak melakukan hal ini sebelumnya?” Kesuksesan pertama merupakan hal yang cukup memberikan dorongan dan motivasi yang lebih.

Namun apa yang terjadi jika seseorang menyerah atau gagal menghadapi rutinitas baru? Maka yang sebaliknya-lah yang akan terjadi. Tidak akan memakan waktu lama untuk seseorang bisa kehilangan konsistensinya, motivasinya, dan tujuannya. Hal ini pun menyebabkan orang tersebut jadi berpikir “bagaimana saya bisa sampai melakukan hal tersebut?”

Apakah Anda pernah memikirkan bagaimana sebuah performa negatif dapat mengubah sikap Anda dengan begitu cepat—dan begitu pula sebaliknya, bagaimana sebuah penilaian dapat mengakibatkan getaran positif yang lebih banyak? Kemudian, apakah Anda pernah memikirkan bagaimana Anda bisa merasa begitu kesal pada anak atau orang yang dekat dengan Anda pada suatu waktu, dan di saat bersamaan Anda merasakan rasa sayang yang begitu dalam terhadapnya?

Jawaban dari semua pertanyaan tersebut adalah: DO-KNOW-BE (Lakukan-Ketahui-Menjadi). Apa yang Anda lakukan, biasanya dimulai dengan lingkup yang memicu pemahaman lebih dalam mengenai apa yang Anda ketahui (informasi, gagasan, sikap, dan perasaan), yang mana menghasilkan sebuah bentuk jadi (kepribadian dan perilaku Anda).

Hal ini melawan apa yang orang lain yakini. Orang-orang berpikir bahwa karakter kepribadian seseorang merupakan hal yang dibawanya sejak lahir, dan di luar dari hal ini, seorang individu dapat mempelajari fakta atau memproduksi ide-ide dan perasaan, dan hal ini menjadi dasar perilaku dari individu tersebut.

Keyakinan bahwa jika kita mengetahui sesuatu itu cukup penting dan berharga, dan Anda harus mau melakukannya, merupakan cikal bakal dari pertanyaan penuh frustrasi seperti “kenapa tidak saya lakukan apa yang yakini harus saya lakukan?”

Meminta seseorang untuk melakukan sesuatu akan memberikan orang tersebut sebuah sikap, gagasan dan perasaan. Jika yang mereka lakukan berjalan dengan sukses dan positif, maka mereka akan belajar bahwa “mengerjakan” apa yang mereka kerjakan adalah sesuatu yang baik. Hal ini memberikan keuntungan, manfaat, penghargaan dan kesenangan. Mereka akan bersedia untuk melakukannya lagi.

Jika perilaku yang mereka terima adalah yang menyegarkan, positif, dan dihargai, maka informasi (gagasan, perasaan, dan sikap) yang berkembang di dalam diri mereka akan mendorong mereka untuk menciptakan kebiasaan baru dari melakukan sesuatu. Seiring dengan berjalannya waktu, kebiasaan dari perilaku yang terkombinasikan dengan kebiasaan berpikir/merasakan yang akan menghasilkan karakter pribadi kita.

Ingatlah bahwa kehidupan Anda tidak akan berubah menjadi lebih baik, sebelum pola keseharian Anda diubah terlebih dahulu. Namun, ketika pola keseharian Anda menjadi lebih baik, maka segalanya akan ikut menjadi lebih baik.

Sediakan waktu untuk mengevaluasi cara Anda bertindak dan bertingkah dalam keseharian Anda yang dapat menghasilkan sikap, perasaan dan gagasan. Pertimbangkan bagaimana Anda dapat dengan proaktif merancang keseharian Anda, sehingga Anda dapat menjadi seseorang yang Anda inginkan.

Orang-orang yang berada di dalam pekerjaan atau tahap kehidupan dengan tuntutan yang cukup tinggi, terbagi menjadi tiga kategori: orang yang maju dan berhasil (Thrivers), para pekerja keras (Strivers), dan mereka yang kalah (Strugglers).

Strugglers adalah mereka yang tidak bisa bertahan dan tidak bisa beradaptasi dengan keadaan tempat kerja dengan tuntutan yang tinggi. Mereka entah tidak ingin atau tidak siap untuk bekerja keras. Mereka hampir selalu keluar atau “dibebaskan” oleh organisasi atau perusahaannya untuk mengejar apa yang mereka inginkan, agar hilang keluhan dan beban mereka.

Strivers adalah mereka yang bekerja dengan begitu keras, sering mendapatkan apa yang mereka harapkan, dan merupakan orang-orang yang superior dalam pekerjaannya. Namun, mereka biasanya masih kesulitan dengan tekanan yang tinggi dan mempertahankan kualitas pekerjaan, kehidupan dan sikap yang tinggi. Mereka menginginkan kesuksesan pada seluruh area dalam hidup mereka, namun mereka tidak memiliki kemampuan atau rencana mengenai bagaimana untuk bisa mendapatkan kesuksesan.

Thrivers merupakan mereka yang juga bekerja dengan keras, mendapatkan apa yang mereka harapkan secara konstan, dan mengalami kesuksesan tingkat tinggi dengan tekanan yang cukup rendah baik dalam ranah profesional maupun personal.

Pada kenyatannya tekanan dalam jumlah yang sesuai cukup penting untuk perkembangan diri, performa tinggi dan pencapaian yang juga tinggi. Bahkan mereka yang memiliki pengalaman cukup banyak, baik itu atlit maupun pebisnis, mereka sama-sama merasakan sedikit tekanan ketika mereka hendak melakukan pekerjaannya, berhadapan dengan kompetitor, atau membuat sebuah keputusan.

Namun, Thrivers telah menguasai kemampuan mental untuk melepaskan tekanan tersebut dan mampu membatasi dampaknya terhadap kinerja dan performa diri. Thrivers memiliki harapan yang tidak ada habisnya. Bahkan, harapan merupakan kunci dan inti dari para Thrivers. Memang terdengar sangat sederhana, namun harapan biasanya merupakan hal yang sulit untuk dimunculkan dan dipertahankan.

Thrivers merupakan orang-orang yang cenderung fokus pada satu dari tujuh orang tersebut, baik itu dalam tujuan maupun dalam tindakan mereka. Mereka merupakan orang-orang yang penuh harapan dan menolak untuk merelakan atau kehilangan harapannya. Mereka menolak untuk tetap berada pada kekalahan sementara atau kegagalan. Mereka mempertahankan dan menjaga fokus mereka terhadap apa yang positif dan yang baik. Mereka pun membaur dan mengelilingi diri mereka dengan orang-orang yang juga yakin dan mengejar masa depan dengan harapan.

Thrivers tidak berusaha untuk mengubah seluruh hidup mereka. Mereka mengetahui makna dari menentukan dan mendefinisikan apa yang bisa mereka kerjakan dalam keseharian mereka. Mereka meletakkan makna dan nilai dalam “perkembangan generasi”.

Perilaku berbeda, kecil, dan dapat dilakukan, dapat menentukan bagaimana keseharian kita, apakah memuaskan atau tidak memuaskan. Terserah Anda bagaimana memandang dan menyikapi perilaku tersebut. Dan juga terhadap pendefinisian “memuaskan” dan “tidak memuaskan”.

GAMBARAN KESEIMBANGAN

Tony Hsieh, CEO dari Zappos dan penulis buku Delivering happiness, mengatakan “daripada berfokus pada perbedaan antara kehidupan dan pekerjaan atau keseimbangan antara keduanya, orang harusnya melakukan apa yang mereka hasratkan, dan menikmati prosesnya. Karena, pada akhirnya, ini bukan lagi perkara pekerjaan lawan kehidupan—namun seharusnya ini hanya mengenai masalah kehidupan saja.”

Kuncinya adalah memperhatikan peningkatan dari seluruh bidang kehidupan yang mendorong eksistensi seseorang menuju tingkat
yang unggul. Pada tingkat ini, pikiran, emosi dan tubuh berada pada energi yang cukup tinggi, sehingga apapun yang dilakukan—apakah itu tugas, percakapan, performa, sesi latihan, doa—maka dilakukan dengan performa yang terbaik. Begitu kita melakukan sesuatu dengan mengerahkan yang terbaik dan dengan kualitas yang tinggi, maka kita akan membentuk diri kita untuk cenderung melakukan hal lain dengan lebih baik dan lebih baik lagi. Semua itu karena terbawa oleh suasana keunggulan.

Berikut ini hal-hal yang diperlukan untuk memiliki kehidupan yang terintegrasi:

  • Keyakinan dan nilai yang dipahami, terdefinisi dan terfokuskan dengan baik
  • Hasrat untuk menjadi unggul
  • Kemampuan untuk memilih tugas, tanggungjawab, keanggotaan, dan penggabungan yang saling melengkapi satu sama lain.
  • Kemampuan untuk mendelegasi dan mengelola hidup sebagai keseluruhan

Dua faktor pertama di atas membuat seseorang melakukan beberapa pekerjaan internal. Anda perlu menentukan apa yang sungguh-sungguh Anda yakini dan di mana nilai Anda berada. Anda perlu memilih keunggulan.

Dua faktor terakhir merupakan bagian dari prosedur operasi strategis dari personal diri. Seseorang yang terintegrasi dengan sempurna akan membuat pilihan mengenai tugas, tanggung jawab dan keanggotaan dengan dasar seberapa baik hal-hal ini melengkapi satu sama lain dan menghasilkan sesuatu yang lebih mudah dan produktif.

Seorang yang terintegrasi dengan sempurna adalah mereka yang menjadi CEO bagi diri mereka sendiri. Banyak dari mereka yang dalam pekerjaan sebenarnya telah mencapai tingkatan manager atau pengusaha yang sukses. Karena, biasanya mereka tidak hanya mengelola dan menjadi manager di dalam pekerjaannya saja, namun dalam seluruh kehidupannya, 24 jam 7 hari.

Ketika Anda mulai untuk berpikir secara strategis mengenai seluruh hal dalam hidup Anda, dan mengambil peran sebagai CEO dari diri Anda sendiri, maka Anda akan menemukan bahwa ada hal-hal yang tidak dapat memenuhi beberapa area dalam hidup Anda. Jika Anda menemukan sesuatu seperti itu, hal tersebut akan terasa asing dan demi kebaikan Anda, Anda perlu segera menghapuskan dan membuangnya jauh dari kehidupan Anda, agar “kinerja hidup” Anda tidak terganggu.

Untuk bisa menjadi CEO dalam seluruh area di hidup Anda, Anda perlu mengetahui bahwa bermain dan beristirahat merupakan sesuatu yang penting dan vital untuk menjaga dan meningkatkan performa—baik rekreasi dan penyegaran diri, maupun apa yang dialami bersama orang lain.

Sebagai CEO dari hidup Anda, Anda perlu mendefinisikan apa yang dapat bekerja dengan baik dalam diri Anda, dan apa yang tidak. Dan dengan pemikiran seperti itu, waktu Anda dalam bekerja atau di tempat Anda bekerja menjadi aspek dari “keseluruhan hidup” yang berarti masuk dalam kendali Anda. CEO kehidupan yang baik akan memikirkan seluruh faktor dan mengalokasikan segalanya sesuai dengan tempat yang seharusnya.

Rencana pengoperasian strategis adalah kendaraan untuk membawa kita pada kesuksesan, dan dalam perjalanannya, mengintegrasi seluruh faktor-faktor dalam hidup kita. Faktor paling besar yang perlu dipertimbangkan dalam hidup maupun pekerjaan terdapat di dalam jawaban dari pertanyaan berikut: “Apa yang Anda tidak ingin korbankan?”

Dalam mengejar tujuan dibutuhkan pengorbanan sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu. Mungkin akan terjadi pengurangan waktu yang dihabiskan untuk hobi kita, pengurangan waktu untuk diri kita sendiri, pengurangan waktu untuk belanja benda-benda pelengkap hidup kita atau sekedar berjalan-jalan saja, dan sebagainya. Namun tidak ada satu tujuan pun yang patut menerima pengorbanan dari apa yang membuat hidup kita berarti.

Kelolalah apa yang dapat Anda kelola. Tantangannya adalah untuk mengelola apa yang dapat Anda kelola. Mulailah dari sana. Mengelola apa yang Anda mampu kelola biasanya cukup untuk menutupi apa yang Anda tidak mampu kelola.

Waktu yang terbuang percuma bukanlah sekedar waktu yang terbuang saja, namun waktu yang lebih mengalihkan seseorang. Apa yang diperbuat oleh waktu ini adalah membuang-buang kreativitas dan inovasi dengan percuma. Seseorang mungkin berpikir hanya hendak beristirahat, namun istirahat yang ia lakukan sebetulnya menghancurkan momentum yang telah terjalin.

Pengganti dari waktu yang terbuang percuma ini harusnya adalah satu waktu yang dapat membangun motivasi dan momentum. Di dalamnya harus terdapat rasa pencapaian atas sesuatu yang berkaitan dengan tujuan dan nilai dari hidup seseorang.